Selasa, 27 Januari 2015

Rumah Tartil Al-Qur'an

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat salam atas Rasulullah beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Teriring ucapan terimakasih kepada seluruh pembaca yang menyempatkan diri untuk bersilaturrahim melalui blog kami.
Kami yakin dengan jalinan silaturrahim melalui dunia maya akan semakin dekatlah komunikasi dan persaudaraan antara sesama pecinta al-Qur’an di manapun berada. Blog ini diluncurkan sebagai wahana sosialisasi informasi mengenai Rumah Tartil Al-Qur'an  

Apa dan bagaimana Rumah Tartil ? 

Rumah Tartil Al-Qur'an didirikan untuk memberikan alternatif pilihan bagi peminat studi al-Qur’an dalam mengembangkan kemampuan bacaan al-Qur’an secara tartil, fashih, sesuai dengan kaidah tajwid. Berdirinya Rumah Tartil Al-Qur'an terinspirasi dari sosok Al-Marhum KH. Asyari Marzuqi, pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, yang dalam setiap pengajaran tafsir al-Qur’an selalu memperhatikan pembacaan al-Qur’an secara tartil. 

Program ini dibuka untuk umum usia remaja ataupun dewasa .
Target awal program ini adalah peserta dapat membaca al-Qur’an secara tartil, fashih, dan dapat mengurai tajwid dan gharibnya. 

Pendaftaran Rumah Tartil  Al-Qur'an 
bisa melalui Telepon (0294) 571403, 
CP : 081328 848 848
WA : 085725 601 456. 
BB : 51761205 




وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



. Kendal, 27  Januari 2015



                                                                                                                       (Ahmad Mubarok, M. Hum)

CARA MENGAJAR AL QUR'AN DENGAN THORIQOH/METODE YANBU’A


CARA MENGAJAR AL QUR'AN
DENGAN THORIQOH/METODE YANBU’A *
Untuk bisa membaca Al Qur'an dengan benar ada beberapa thoriqoh / metode, yang diantaranya adalah dengan menggunakan Thoriqoh Yanbu’a. Yanbu’a adalah sarana untuk belajar membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an dengan sistimatris dan praktis
A. Sejarah timbulnya YANBU'A
Timbulnya YANBU’A adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok di samping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.
Mestinya dari pihak pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara Alumni dengan Pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah tersusun kitab YANBU'A yang meliputi Thoriqoh Baca-Tulis dan Menghafal Al Qur'an.
B. Tujuan
1. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca Al Qur'an dengan lancar dan benar.
2. Nasyrul Ilmi (Menyebarluaskan Ilmu) khususnya Ilmu Al-Qur'an.
3. Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Utsmaniy.
4. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang.
5. Mengajak selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah Al-Qur'an sampai khatam.
Dan perlu diingat bahwa YANBU'A adalah sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan bukan sebagai tujuan.
C. Kelebihan Yanbu'a
Di antara kelebihan Yanbu’a adalah
1. Tulisan disesuaikan dengan Rosm Utsmaniy
2. Contoh-contoh huruf yang sudah dirangkai semuanya dari Al-Qur'an.
3. Tanda-tanda baca dan waqof diarahkan kepada tanda-tanda yang sekarang digunakan di dalam Al-Qur'an yang diterbitkan di Negara-negara Islam dan Timur Tengah. Yaitu tanda-tanda yang dirumuskan oleh ulama' salaf.
4. Ada tambahan tanda-tanda baca yang untuk memudahkan.
D. Siapa yang boleh menggunakan dan mengajarkan Yanbu"a ?
1. Yang boleh menggunakan Yanbu’a adalah semua ummat yang ingin bisa membaca Al Qur'an dengan lancar dan benar.
2. Yang bisa mengajar Yanbu'a adalah orang yang sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar. Adapun AlQur'an hanya bisa diajarkan oleh orang yang sudah Musyafahah Al Qur'an kepada Ahlil Qur'an.
E. Cara Mengajar Yanbu’a
1. Guru menyampaikan salam sebelum kalam dan jangan salam sebelum murid tenang.
2.Guru membacakan Chadlroh (hal. 46 Juz 1) kemudian murid membaca Fatichah dan do'a pembuka.
3. Guru berusaha supaya anak aktiv serta mandiri / CBSA (Cara Belajar Santri Aktiv)
4. Guru jangan menuntun bacaan murid tetapi membimbing dengan cara:
a) Menerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah)
b) Memberi contoh yang benar.
c) Menyimak bacaan murid dengan sabar, teliti dan tegas.
d) Menegur bacaan yang salah dengan isyarat, ketukan dls. dan bila sudah tidak bisa baru ditunjukkan yang betul.
e) Bila anak sudah lancar dan benar guru menaikkan halaman I sampai dengan beberapa halaman, menurut kemampuan murid.
f) Bila anak belum lancar dan benar atau masih banyak kesalahan jangan dinaikkan dan harus mengulang.
g) Waktu belajar 60 - 75 menit dan dibagi menjadi tiga bagian :
1. 15-20 menit untuk membaca do'a, Absensi, menerangkan pokok pelajaran atau membaca secara klasikal.
2. 30-40 menit untuk mengajar secara individu / menyimak anak satu persatu, Yang tidak / belum maju supaya menulis
3. 10-15 menit memberi pelajaran tambahan (seperti : Fasholatan, Do'a, dls) nasihat dan do'a penutup.
Setiap halaman kebanyakan terdiri dari empat kotak :
1. Kotak I : Materi pelajaran utama, keterangannya diawali dengan tanda titik
2. Kotak II: Materi pelajaran tambahan, keterangannya diawali dengan tanda segitiga
3. Kotak III: Materi pelajaran menulis, keterangannya diawali dengan tanda segi empat
4. Kotak IV : Tempat keterangan
# Kotak II ikut dibaca oleh murid, bila perlu diterangkan
# Kotak III untuk belajar menulis, bila perlu diterangkan (Tidak ikut dibaca)
Lokal yang ideal untuk TPQ adalah 2 1/2 x 3 1/2 m, jumlah murid 15 anak untuk juz 1 dan 2, untuk juz 3 ke atas 20 anak.
Hal. 13 Kotak III Mulai belajar Pegon yaitu : menulis bahasa Jawa/Indonesia dengan huruf Arab. Pegon ada dua : Pegon Jawa dan Pegon Melayu (Arab Melayu). Semestinya Pegon tidak ada charokat, charokat diganti dengan huruf. Fatchah diganti dengan Alif, Kasroh diganti Ya' dan Dlommah diganti Waw. Belajar menulisnya mengganti charokat.
VIII. PENUTUP
Kami mengharap sesuai pembekalan, kita semua menjadi lebih semangat mengaji Al Qur'an kepada guru ahlil Qur'an, dapat memperbaiki bacan dan tak jemu - jemu mentadarus Al Qur'an.
Demikianlah sekedar sumbangan pikiran yang mampu kami sajikan dan kami yakin pasti terdapat kekurangan, kesalahan dan materi masih perlu disempumakan. Untuk itu kami mohon maaf atas kemampuan kami yang sangat terbatas ini.
Akhirnya, semoga tulisan yang sangat sederhana dan simpel ini ada barokah dan manfaatnya. Wallahu A’lam,
Kudus. 23 Svawwal 1427 H
15 Nopember 2006 M
*Makalah ini disampaikan kepada Para Calon Tutor Al Qur'an di STAIN Kudus
Oleh Pengasuh PonPes Tahfidzul Qur’an “Yanbu’a” Kudus.

Dunia Taman Pendidikan Al-Qur'an dan Permasalahannya


Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) merupakan tempat pembelajaran Al-Qur'an untuk anak-anak. Biasanya  anak mampu menerima pelajaran  TPQ dan mau istiqomah berangkat 'ngaji" setiap hari jika sudah berumur 3,5 tahun ke atas.

TPQ memiliki banyak kelebihan dibandingkan jika anak diajari al-Qur'an dengan cara privat di rumah, di antaranya adalah :

1. Anak mudah bersosialisasi, mandiri dan siap berkompetisi dengan santri lainnya.
2. Model kenaikan ke jilid atau materi selanjutnya akan benar-benar terkontrol karena melalui tahap ujian oleh kepala sekolah/ Tim penguji.
3. Sistem klasikal di TPQ akan semakin membuat anak bersemangat untuk segera naik ke kelas berikutnya, sehingga anak termotivasi untuk belajar di rumah.
4. Bukan hanya membaca, menulis arab, bernyanyi, bertepuk, mengusai hafalan dan praktek sholat  juga merupakan materi penting yang akan efektif jika diajarkan bersama-sama.
5. Setelah purna ngaji, Santri akan diwisuda bersama santri lainnya.

Dalam TPQ ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Jam masuk dan pulang yang on time
2. Harus ada ustad/ustadzah yang siaga, jika ijin harus ada permintaan ijin ke pengelola, sehingga akan dicarikan gantinya.
3. Ada pengelola yang stand by di kantor untuk melayani pendaftaran dan informasi TPQ
4. Ada Tim Penguji Kenaikan Jilid, yang terdiri dari penguji per jilid, dan penguji materi hafalan do'a harian, praktek sholat dan surat-surat pendek.
5. Ada tim pengawas kelas, yakni kesiswaan yang bertugas mengkondisikan santri selama KBM.
6.  Ada buku prestasi santri untuk mengontrol kenaikan halaman setiap jilid
7. Ada evaluasi oleh kepala TPQ untuk ustadz agar permasalahan di setiap kelas teratasi, di samping itu ada tadarus al-Qur'an untuk ustadz agar kualitas bacaan terkontrol.
8. Tempat KBM yang sesuai dengan umur santri.
9. Pembekalan untuk ustadz dalam menangani santri bermasalah, santri lambat menerima pelajaran dll.
10. Semua Ustadz harus benar-benar sudah menguasai metodologi pengajaran TPQ.



By : Ahmad Mubarok M.Hum